Perhitungan kepribadian: Menilai aktivitas media sosial Anda

KREDIT GAMBAR:
Gambar kredit
iStock

Perhitungan kepribadian: Menilai aktivitas media sosial Anda

Perhitungan kepribadian: Menilai aktivitas media sosial Anda

Teks subjudul
Analisis aktivitas media sosial dapat digunakan untuk menentukan ciri-ciri kepribadian seseorang
    • Penulis:
    • nama penulis
      Pandangan ke Depan Quantumrun
    • 5 Maret, 2022

    Ringkasan wawasan

    Persimpangan antara kecerdasan buatan (AI) dan media sosial telah menyebabkan munculnya komputasi kepribadian. Dengan menganalisis berbagai aspek aktivitas media sosial individu, mulai dari kata-kata yang mereka gunakan hingga keterlibatan mereka dengan konten, peneliti dapat memprediksi ciri-ciri kepribadian. Kemampuan baru ini mempunyai implikasi potensial di banyak bidang, termasuk sumber daya manusia dan kesehatan mental, namun juga menimbulkan pertimbangan etika dan hukum.

    Konteks perhitungan kepribadian

    Manusia itu unik, dan keunikan ini tercermin dalam ciri kepribadian kita. Ciri-ciri tersebut dapat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan kita, termasuk perilaku kita di lingkungan kerja. Dengan maraknya media sosial, para peneliti mulai mengeksplorasi korelasi antara aktivitas online ini dan Lima Besar ciri-ciri kepribadian: ekstraversi, keramahan, ketelitian, keterbukaan, dan neurotisme.

    Dengan memeriksa aktivitas media sosial seseorang, mulai dari konten yang mereka buat hingga bahasa yang mereka gunakan, peneliti dapat memperoleh wawasan tentang ciri-ciri kepribadian tersebut. Seiring dengan kemajuan teknologi kecerdasan buatan, ia menawarkan peluang baru untuk menghasilkan data yang tepat tentang perilaku dan preferensi masyarakat. Pada gilirannya, wawasan ini dapat memberikan gambaran yang lebih akurat mengenai kepribadian seseorang.

    Penggunaan data dasar media sosial, seperti informasi profil, jumlah "suka", jumlah teman, atau frekuensi pembaruan status, dapat memprediksi tingkat ekstraversi, keterbukaan, dan kehati-hatian. Lebih lanjut, penelitian menunjukkan adanya korelasi yang signifikan antara kepribadian manusia dan penampilan wajah. Dengan demikian, perangkat lunak pengenalan wajah dapat memberikan tambahan wawasan konsumen. Memahami ciri-ciri kepribadian ini memiliki implikasi pada bidang-bidang seperti sikap, perilaku, dan hasil kerja, sehingga menawarkan wawasan berharga bagi departemen SDM.

    Dampak yang mengganggu

    Memanfaatkan media sosial untuk perekrutan dan identifikasi bakat membawa implikasi etis dan hukum yang mungkin membatasi penggunaannya. Meskipun demikian, beberapa organisasi mungkin tetap menggunakan alat-alat tersebut, asalkan mereka melakukannya secara transparan dan dengan persetujuan penuh dari para kandidat. Namun, hal ini dapat menyebabkan peningkatan pencari kerja yang mengelola kehadiran media sosial mereka untuk menarik calon pemberi kerja.

    Perlu dicatat bahwa manajer perekrutan dan perekrut sering kali menelusuri akun media sosial calon karyawan, bahkan tanpa menggunakan teknologi AI. Tren ini dapat menyebabkan kesan pertama sangat dipengaruhi oleh bias dan stereotip pribadi. Penggunaan AI dalam konteks ini berpotensi mengurangi bias tersebut, memastikan proses perekrutan yang adil dan akurat.

    Meskipun implikasi etis dari tren ini penting, namun potensi manfaatnya tidak dapat diabaikan. Perhitungan kepribadian dapat meningkatkan proses perekrutan, memberikan cara yang lebih efisien untuk menemukan kandidat yang tepat untuk peran yang tepat. Selain itu, hal ini juga dapat berkontribusi pada angkatan kerja yang lebih beragam dan inklusif dengan mengurangi bias manusia.

    Implikasi komputasi kepribadian 

    Implikasi yang lebih luas dari penghitungan kepribadian dapat mencakup: 

    • Peningkatan efisiensi di departemen SDM, sehingga menghasilkan proses perekrutan yang lebih cepat dan tepat.
    • Penciptaan tenaga kerja yang lebih beragam dan inklusif dengan mengurangi bias manusia dalam perekrutan.
    • Meningkatnya kebutuhan akan transparansi dan persetujuan dalam penggunaan data pribadi untuk perhitungan kepribadian.
    • Potensi pencari kerja untuk mengatur kehadiran media sosial mereka untuk menarik calon pemberi kerja.
    • Pergeseran dalam norma dan ekspektasi privasi, karena semakin banyak data pribadi yang digunakan untuk analisis prediktif.
    • Perubahan kerangka hukum untuk mengatasi implikasi etis dari penggunaan data media sosial dalam perekrutan.
    • Peningkatan fokus pada penggunaan AI yang etis, khususnya terkait privasi dan persetujuan data.
    • Potensi penggunaan komputasi kepribadian dalam penegakan hukum, seperti dalam memprediksi kecenderungan kriminal.
    • Penerapan komputasi kepribadian dalam kesehatan mental, memungkinkan deteksi dan intervensi dini.
    • Meningkatnya permintaan akan literasi dan pemahaman AI, seiring dengan semakin terintegrasinya AI ke dalam proses sehari-hari.

    Pertanyaan untuk dipertimbangkan

    • Dapatkah mengintegrasikan teknologi AI untuk perhitungan kepribadian menghilangkan bias dalam proses perekrutan? 
    • Menurut Anda seberapa akurat penghitungan kepribadian berdasarkan media sosial yang dikuratori? 

    Referensi wawasan

    Tautan populer dan institusional berikut dirujuk untuk wawasan ini:

    Institut Masa Depan Hari Ini Pengenalan Kepribadian