Vandalisme gen: Pengeditan gen salah

KREDIT GAMBAR:
Gambar kredit
iStock

Vandalisme gen: Pengeditan gen salah

Vandalisme gen: Pengeditan gen salah

Teks subjudul
Alat pengeditan gen mungkin memiliki konsekuensi yang tidak diinginkan yang dapat menyebabkan masalah kesehatan.
    • Penulis:
    • nama penulis
      Pandangan ke Depan Quantumrun
    • 2 Maret, 2023

    Ringkasan wawasan

    Vandalisme gen, juga dikenal sebagai polusi gen atau efek di luar target, adalah efek samping potensial dari pengeditan genom yang telah mendapat perhatian signifikan. Kelainan ini terjadi ketika proses pengeditan secara tidak sengaja memodifikasi gen lain, yang menyebabkan perubahan tak terduga dan berpotensi berbahaya pada suatu organisme.

    Konteks vandalisme gen

    Clustered regular interspaced short palindromic repeats (CRISPR) adalah bagian dari sistem pertahanan bakteri yang bertanggung jawab untuk menghancurkan DNA asing. Peneliti mengasahnya agar bisa digunakan untuk mengedit DNA guna meningkatkan persediaan makanan dan pelestarian satwa liar. Lebih penting lagi, pengeditan gen berpotensi menjadi metode yang menjanjikan untuk mengobati penyakit manusia. Teknik ini telah berhasil dalam pengujian hewan dan sedang dieksplorasi dalam uji klinis untuk beberapa penyakit manusia, termasuk thalassemia β dan anemia sel sabit. Uji coba ini melibatkan pengambilan sel induk hematopoietik, yang menghasilkan sel darah merah, dari pasien, mengeditnya di laboratorium untuk memperbaiki mutasi, dan memperkenalkan kembali sel yang dimodifikasi ke pasien yang sama. Harapannya, dengan memperbaiki sel punca, sel yang dihasilkannya menjadi sehat sehingga dapat menyembuhkan penyakit.

    Namun, perubahan genetik yang tidak direncanakan menemukan bahwa penggunaan alat tersebut dapat menyebabkan distorsi seperti penghapusan atau pergerakan segmen DNA jauh dari lokasi target, menciptakan potensi berbagai penyakit. Tingkat di luar target dapat diperkirakan berkisar antara satu hingga lima persen. Peluangnya cukup besar, terutama saat menggunakan CRISPR dalam terapi gen yang menargetkan miliaran sel. Beberapa peneliti berpendapat bahwa bahayanya telah dibesar-besarkan karena tidak ada hewan yang diketahui mengidap kanker setelah diedit secara genetik dengan CRISPR. Selain itu, alat tersebut telah berhasil digunakan dalam berbagai eksperimen, sehingga narasi ilmiah yang konklusif belum ditetapkan.

    Dampak yang mengganggu 

    Perusahaan rintisan yang mengerjakan penyembuhan CRISPR dapat menghadapi serangan balik karena mengabaikan ketidaknormalan dan tidak melaporkan potensi bahaya sebelumnya. Ketika potensi risiko meningkat, lebih banyak upaya untuk meneliti kemungkinan efek penggunaan CRISPR dapat diharapkan. Kemungkinan sel berubah menjadi kanker dapat menghentikan kemajuan yang sedang berlangsung di area tertentu jika lebih banyak makalah tentang vandalisme gen terungkap. Selain itu, permintaan akan protokol keamanan yang lebih kuat dan garis waktu yang lebih lama saat merancang alat penyuntingan gen dapat meningkat. 

    Konsekuensi potensial lain dari vandalisme gen adalah munculnya apa yang disebut "hama super". Pada tahun 2019, sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Nature mengungkapkan bahwa upaya memodifikasi nyamuk secara genetik untuk mengurangi penularan demam kuning, demam berdarah, chikungunya, dan Zika secara tidak sengaja menyebabkan munculnya galur nyamuk dengan keragaman genetik yang meningkat dan kemampuan untuk bertahan dengan adanya modifikasi. Fenomena ini meningkatkan kemungkinan bahwa upaya untuk mengendalikan hama melalui penyuntingan gen dapat menjadi bumerang, yang mengarah pada munculnya galur yang lebih tangguh dan sulit dikendalikan.

    Vandalisme gen juga berpotensi mengganggu ekosistem dan keanekaragaman hayati. Misalnya, melepaskan organisme yang dimodifikasi secara genetik ke lingkungan dapat menyebabkan transfer gen yang dimodifikasi secara tidak sengaja ke populasi liar, berpotensi mengubah susunan genetik alami spesies. Perkembangan ini dapat memiliki konsekuensi yang tidak diinginkan bagi keseimbangan ekosistem dan kelangsungan hidup spesies tertentu.

    Implikasi vandalisme gen

    Implikasi yang lebih luas dari vandalisme gen dapat meliputi:

    • Meningkatnya konsekuensi kesehatan yang tidak diinginkan bagi individu yang telah menjalani penyuntingan gen, yang mengarah ke lebih banyak tuntutan hukum dan peraturan yang ketat.
    • Potensi penyuntingan gen digunakan untuk tujuan yang dipertanyakan, seperti membuat bayi perancang atau meningkatkan kemampuan manusia. Peningkatan penelitian tentang alat penyuntingan gen, termasuk cara membuatnya lebih akurat.
    • Spesies yang dimodifikasi dapat mewujudkan perubahan perilaku, yang menyebabkan gangguan pada ekosistem global.
    • Tanaman hasil rekayasa genetika yang mungkin memiliki konsekuensi jangka panjang bagi kesehatan manusia dan hewan.

    Pertanyaan untuk dipertimbangkan

    • Apa pemikiran atau kekhawatiran awal Anda tentang vandalisme gen?
    • Apakah menurut Anda para peneliti dan pembuat kebijakan cukup menangani potensi risiko vandalisme gen?

    Referensi wawasan

    Tautan populer dan institusional berikut dirujuk untuk wawasan ini: