Hidung bionik: Memulihkan aroma

KREDIT GAMBAR:
Gambar kredit
iStock

Hidung bionik: Memulihkan aroma

Hidung bionik: Memulihkan aroma

Teks subjudul
Memulihkan penciuman melalui teknologi mutakhir, para peneliti berada di ambang peningkatan kualitas hidup sebagian orang.
    • Penulis:
    • nama penulis
      Pandangan ke Depan Quantumrun
    • 1 April, 2024

    Ringkasan wawasan

    Para peneliti sedang mengembangkan perangkat yang dapat mengembalikan indera penciuman kepada mereka yang kehilangan indra penciumannya, menggunakan teknologi yang dapat dikenakan dan implan otak. Upaya ini menghadapi tantangan dalam beradaptasi dengan kompleksitas sistem penciuman manusia, yang bertujuan untuk memetakan dan mereplikasi berbagai macam aroma secara akurat. Implikasi dari teknologi ini mencakup manfaat kesehatan, inovasi industri, dan peningkatan langkah-langkah keselamatan.

    Konteks hidung bionik

    Di Virginia Commonwealth University, para peneliti yang dipimpin oleh Richard Costanzo dan Daniel Coelho berada di garis depan dalam pengembangan hidung bionik, sebuah perangkat luar biasa yang dapat memulihkan indra penciuman seseorang yang kehilangan indra penciumannya karena kondisi seperti COVID-19, cedera otak, dan lain-lain. atau masalah medis lainnya. Hidung bionik ini menggabungkan implan otak dengan perangkat yang dapat dipakai menyerupai kacamata hitam. Saat perangkat yang dapat dikenakan mendeteksi aroma, sinyal-sinyal ini dikirim kembali ke implan, mengaktifkan bulbus olfaktorius di otak, yang bertanggung jawab atas persepsi kita terhadap berbagai bau. Teknologi ini, yang masih dalam tahap awal, telah menunjukkan hasil yang menjanjikan dalam pengujian pada hewan, khususnya pada tikus. 

    Namun, penerapannya pada manusia menghadirkan tantangan yang lebih kompleks karena banyaknya reseptor penciuman yang dapat memecahkan ribuan kombinasi bau. Tugas tim saat ini adalah menyempurnakan kemampuan perangkat untuk memetakan kombinasi ini secara efektif, dan kemungkinan besar berfokus pada aroma yang paling signifikan bagi setiap pengguna. Prototipe hidung bionik ini menggunakan sensor yang mirip dengan hidung elektronik komersial atau e-noses. Dalam bentuk akhirnya, sensor ini tidak hanya sekedar memberi sinyal berupa lampu LED, namun akan mengirimkan sinyal langsung ke otak pengguna. 

    Konsep ini meminjam elemen dari implan koklea, perangkat yang digunakan untuk membantu penderita gangguan pendengaran dengan menyampaikan informasi suara ke otak. Di sini, prinsipnya serupa: mengubah rangsangan fisik dari lingkungan menjadi sinyal listrik yang menargetkan wilayah otak tertentu. Hilangnya penciuman, atau anosmia, dapat disebabkan oleh berbagai hal, termasuk cedera kepala, paparan racun, penurunan fungsi terkait usia, dan penyakit virus seperti COVID-19. Perawatan yang ada saat ini terbatas dan tidak efektif secara universal, hal ini menunjukkan dampak potensial dari keberhasilan hidung bionik. 

    Dampak yang mengganggu

    Dampak jangka panjang dari teknologi hidung bionik tidak hanya memberikan manfaat bagi kesehatan individu, namun juga berdampak pada bidang sosial dan ekonomi. Bagi individu yang kehilangan indra penciumannya, teknologi ini dapat memungkinkan mereka merasakan kenikmatan indera seperti aroma makanan dan alam, yang dianggap remeh oleh banyak orang, dan memberikan keamanan dalam mendeteksi bahaya seperti kebocoran gas. Selain itu, bagi populasi lanjut usia, yang sering mengalami penurunan kemampuan penciuman, teknologi ini dapat meningkatkan pengalaman sensorik mereka secara keseluruhan dan, lebih jauh lagi, kesejahteraan mental mereka secara signifikan.

    Sementara itu, perusahaan di sektor makanan dan minuman dapat memanfaatkan teknologi ini untuk meningkatkan pengembangan produk dan proses pengendalian kualitas. Hal ini juga dapat memacu inovasi dalam industri wewangian, dimana replikasi dan modifikasi bau yang tepat sangatlah penting. Selain itu, perusahaan yang berspesialisasi dalam peralatan keselamatan dapat menerapkan teknologi ini ke dalam perangkat yang mendeteksi gas berbahaya atau bahaya lingkungan lainnya.

    Dalam skenario dimana bahaya lingkungan menjadi perhatian, seperti tumpahan bahan kimia atau kebocoran gas, teknologi ini dapat memberikan sistem peringatan dini yang penting, yang berpotensi menyelamatkan nyawa. Hal ini juga mempunyai implikasi terhadap perencanaan kota dan pemantauan lingkungan, dimana pelacakan kualitas udara dan deteksi polutan sangat penting bagi kesehatan masyarakat. Selain itu, teknologi ini dapat menjadi alat yang berharga dalam diagnostik medis, membantu deteksi dini penyakit yang ditandai dengan perubahan aroma, seperti gangguan neurologis tertentu.

    Implikasi dari hidung bionik

    Implikasi yang lebih luas dari hidung bionik meliputi: 

    • Meningkatnya solusi perawatan kesehatan yang dipersonalisasi, dengan hidung bionik yang membantu deteksi dini penyakit dengan mengidentifikasi ciri-ciri bau tertentu yang terkait dengan berbagai kondisi kesehatan.
    • Meningkatnya permintaan akan tenaga kerja terampil di sektor bioteknologi dan pengembangan sensor, mendorong penciptaan lapangan kerja dan program pelatihan khusus.
    • Pergeseran strategi pemasaran industri wewangian dan kecantikan, dengan fokus pada akurasi dan replikasi aroma, berpotensi menghasilkan produk konsumen yang lebih personal.
    • Pengembangan program pendidikan dan bidang penelitian baru di universitas, dengan fokus pada teknologi penciuman dan penerapannya di berbagai industri.
    • Potensi perubahan demografi pasien anosmia (kehilangan penciuman) yang mencari pengobatan, dengan meningkatnya akses terhadap teknologi hidung bionik yang meningkatkan kualitas hidup.
    • Perubahan pasar produk keselamatan rumah tangga, dengan hidung bionik yang dimasukkan ke dalam perangkat keselamatan rumah untuk mendeteksi asap, gas alam, dan bahaya rumah tangga lainnya.

    Pertanyaan untuk dipertimbangkan

    • Masalah etika dan privasi apa yang harus diatasi seiring dengan kemampuan teknologi ini mendeteksi dan menganalisis aroma di ruang publik dan pribadi?
    • Bagaimana hidung bionik dapat mempengaruhi masa depan pasar kerja dan keahlian yang dibutuhkan di berbagai industri?