Bahaya dan Kerugian AR

Bahaya dan kerugian AR
KREDIT GAMBAR:  

Bahaya dan Kerugian AR

    • penulis Nama
      Khaleel Haji
    • Penulis Twitter Menangani
      @TheBldBrnBar

    Cerita lengkap (HANYA gunakan tombol 'Tempel Dari Word' untuk menyalin dan menempelkan teks dengan aman dari dokumen Word)

    Augmented reality memiliki beragam kelebihan dan kelebihan karena luasnya dan kemudahan penggunaannya. Meskipun sebagian besar merupakan jenis teknologi progresif yang berpotensi merevolusi banyak industri dengan cara yang positif, augmented reality memiliki kelemahan dan konsekuensi negatif dalam penggunaannya. Berikut adalah beberapa kelemahan dan dampak penggunaan augmented reality, dan bagaimana kita dapat memerangi bahayanya.

    Potensi kecanduan

    Pelarian (escapism) adalah gagasan yang terus muncul di abad ke-21. Dari film, reality TV, hingga Instagram dan Video game, semua pengalaman imersif ini memungkinkan kita melepaskan diri dari pikiran dan pikiran kita untuk sesaat. Namun, semakin mendalam pengalamannya, semakin tinggi potensi ketidakterikatan ini berubah menjadi kecanduan terhadap dunia dan cerita fantasi.

    Potensi kecanduan terhadap AR tidak sebesar VR yang sepenuhnya imersif, namun masih merupakan salah satu kendala terbesar dalam AR. Dengan kombinasi dunia nyata dan pengalaman yang sangat adaptif dari “kulit” atau “filter” augmented reality, pikiran akan mulai mencari filter dan kulit ini melalui penggunaan AR yang berkepanjangan dan ketika pengguna tidak beradaptasi dengan lingkungannya. dengan AR.

    Filter Instagram dan Snapchat menjadi semakin membuat ketagihan karena banyak orang menggunakannya untuk memperbesar diri guna menyembunyikan ketidaksempurnaan dan agar terlihat lebih menarik. Dengan banyaknya orang yang memiliki lebih banyak pengikut dan suka pada aplikasi seperti Facebook dan Instagram, hal ini merupakan kebiasaan yang mengkhawatirkan khususnya bagi kaum muda. Menghabiskan waktu berjam-jam untuk mengambil selfie dan menyempurnakannya dengan filter memberikan kekuatan Photoshop ke tangan anak-anak yang otaknya masih berkembang.

    berita palsu

    Augmented reality juga dapat mempercepat masalah yang berkembang akibat media sosial dan abad ke-21. Berita palsu adalah epidemi yang hampir mewabah di mana setiap orang dan siapa saja mempunyai akses terhadap kekuatan internet dan viralitas yang ada di dalamnya. Seseorang yang menggunakan WiFi tetangganya dapat mengunggah video kucing berdurasi 10 detik dan memperoleh jutaan penayangan di YouTube berdasarkan algoritme, keberuntungan, dan waktu tren.

    Memiliki kacamata atau perangkat pintar yang dapat memproyeksikan kebutuhan teknologi kita, pasti akan menggantikan ponsel pintar dan dengan demikian akan memungkinkan berita palsu menjadi lebih mendalam dan lebih dapat dipercaya. Karena kesenjangan antara apa yang kita anggap sebagai kenyataan dan kenyataan yang dihasilkan komputer, hal ini sangat menyusahkan.