“Saya besar di Paris dan saya adalah seorang bi-kultural/bilingual Perancis-Amerika. Ayah saya adalah seorang pembuat film eksperimental dan petani organik, dan ibu saya seorang pengusaha pendidikan dan pemilik galeri seni.

Menonton film sejak saya masih balita membentuk pendekatan narasi masa depan saya. Pemahaman ayah saya tentang alam dan seni, serta kegemaran ibu saya dalam mengajar dan berbisnis juga menempa saya. Pendekatan forensik dalam meneliti dan membedah segala sesuatu mungkin saya dapatkan dari garis keturunan ilmuwan.

Jalur warisan ini adalah cara saya merasionalkan kebutuhan saya untuk memahami dunia kita dan keyakinan saya pada kreativitas dan pluralitas. Sebagai futuris, kami menceritakan kisah masa depan. Imajinasi dan visi kita tentang keterhubungan, meskipun terkadang acak, adalah kuncinya.

Tumbuh di Paris, saya unggul dalam bidang seni dan sastra, sangat buruk dalam matematika, dan akhirnya mengambil jurusan desain tekstil di Duperré. Saya tahu saya tidak akan tinggal di Prancis, betapapun saya menyukainya.

Saya ingat berjalan melewati toko berita lokal kami pada usia 8 tahun dan melihat surat kabar, sambil berpikir, 'Saya tidak akan membaca surat kabar yang sama sepanjang hidup saya.' Saya tahu saat itu saya akan berpindah-pindah dan mengalami berbagai budaya di masa depan saya.

Hal itu terwujud ketika saya berangkat ke New York pada akhir tahun 1999, dengan membawa portofolio desain, beasiswa penuh ke Parsons, 400 dolar, dan kewarganegaraan ganda Prancis-Amerika. Di sana saya bergabung dengan merek pakaian jalanan Triple 5 Soul dan mulai berkeliling dunia untuk merancang, mengembangkan, dan mengelola koleksi pakaian wanita. 

Sampai hari ini, saya memiliki minat yang besar terhadap budaya anak muda. Saya juga bekerja di Los Angeles selama 6 tahun untuk merek gaya hidup global sebagai desainer senior dan direktur desain.

Di sela-sela peran saya, saya menjadi sukarelawan di Tanzania, bekerja dengan anak-anak dan remaja penyandang disabilitas, menulis proposal hibah, menggalang dana, dan mengembangkan proyek seni. Saya sedang mencari makna dan bosan dengan laju mesin mode yang tiada henti dan ekstraktif.

Akhirnya, saya bergabung dengan WGSN di London pada tahun 2011 sebagai peramal pakaian wanita senior yang berfokus pada tren makro. Pada tahun 2013, saya mendirikan praktik masa depan saya sendiri, yang mendapatkan reputasi global atas prakiraan yang menggugah pikiran dan berbicara di depan umum, serta metode prakiraan. Saya segera menyadari kekuatan pendidikan dan perlunya dukungan serta kekeluargaan dalam komunitas yang memiliki pandangan jauh ke depan. Dari sinilah Trend Atelier lahir.

Saat ini saya dapat ditemukan di London menulis jurnal, mencoba berkomunikasi dengan burung dan kucing, dan rajin membaca setiap hari.”