Manipulasi data: Saat mengubah data lebih berbahaya daripada mencuri data

KREDIT GAMBAR:
Gambar kredit
iStock

Manipulasi data: Saat mengubah data lebih berbahaya daripada mencuri data

Manipulasi data: Saat mengubah data lebih berbahaya daripada mencuri data

Teks subjudul
Manipulasi data adalah bentuk halus dari serangan siber yang mungkin tidak dipersiapkan dengan baik oleh perusahaan.
    • Penulis:
    • nama penulis
      Pandangan ke Depan Quantumrun
    • November 5, 2021

    Peretas pandai menyusup ke sistem dan membuat kekacauan melalui manipulasi data yang halus. Dalam jangka panjang, serangan manipulasi data diperkirakan akan meningkat frekuensi dan kecanggihannya, dengan implikasi mulai dari ketidakstabilan ekonomi dan terkikisnya kepercayaan hingga kebijakan yang tidak tepat, kompromi terhadap teknologi baru, dan meningkatnya permintaan akan profesional keamanan siber. Penting untuk memprioritaskan langkah-langkah keamanan siber dan mendorong pendekatan proaktif untuk memitigasi risiko-risiko ini dan melindungi dari dampak manipulasi data yang mengganggu.

    Konteks manipulasi data

    Peretas menjadi mahir dalam menyusup ke sistem dan membuat kekacauan dengan membuat perubahan halus yang sering kali luput dari perhatian hingga terlambat. Salah satu insiden penting yang mencerminkan ancaman ini terjadi pada tahun 2019, ketika toko olahraga Asics di Auckland, Selandia Baru, menjadi korban serangan dunia maya. Selama hampir 9 jam, layar TV besar di toko tersebut menampilkan konten dewasa, menyebabkan rasa malu dan kerusakan reputasi yang signifikan. Insiden ini menyoroti kerentanan dunia usaha yang tidak memiliki langkah-langkah keamanan siber yang memadai.

    Namun, konsekuensi dari serangan semacam ini tidak hanya sekedar rasa malu. Misalnya saja kasus sebuah pabrik mobil di mana seorang peretas memasukkan kode baru untuk mengubah cara pemasangan roda kemudi. Perubahan yang tampaknya kecil ini dapat mengakibatkan produksi mobil yang tidak aman, memerlukan penarikan kembali (recall) yang mahal dan menimbulkan kerugian finansial dan reputasi yang besar pada perusahaan. Insiden seperti ini menggarisbawahi potensi peretas untuk memberikan dampak langsung terhadap keselamatan publik melalui tindakan jahat mereka.

    Selain itu, sektor kesehatan juga tidak kebal terhadap ancaman-ancaman ini. Memanipulasi data pengujian pasien merupakan peluang potensial bagi peretas yang ingin mengganggu perusahaan farmasi. Dengan merusak hasil penelitian, peretas dapat menyebabkan perusahaan menghentikan pengembangan obat baru yang menjanjikan sebelum waktunya atau, lebih buruk lagi, menyebabkan produksi obat memiliki efek samping yang berbahaya. Implikasi dari tindakan tersebut lebih dari sekedar kerugian finansial, karena dapat membahayakan kesejahteraan dan kepercayaan pasien yang bergantung pada obat-obatan tersebut.

    Dampak yang mengganggu

    Pakar keamanan siber memperkirakan bahwa serangan manipulasi data tidak hanya akan meningkat frekuensinya tetapi juga menjadi lebih canggih, sehingga menimbulkan konsekuensi yang lebih serius dan bertahan lama dibandingkan pencurian data secara langsung. Dalam e-commerce, peretas dapat mengeksploitasi kerentanan dalam sistem checkout vendor online dengan menambahkan sedikit biaya layanan ke dalam transaksi, sehingga mengakibatkan biaya yang lebih tinggi bagi pelanggan. Penemuan data yang dimanipulasi akan memaksa perusahaan untuk menginvestasikan waktu dan sumber daya yang signifikan untuk memperbaiki perbedaan informasi pelanggan, sekaligus berupaya mendapatkan kembali kepercayaan klien dan pemangku kepentingan mereka.

    Selain itu, sektor keuangan masih menjadi target potensial serangan manipulasi data, khususnya pada transfer kawat internasional dan rekening perbankan. Peretas dapat mengeksploitasi posisi mereka sebagai "perantara" dalam transaksi ini, menyadap dana dan mengarahkannya ke penerima yang salah atau bahkan mengubah jumlah yang dikirimkan. Konsekuensi dari serangan-serangan tersebut tidak hanya menimbulkan kerugian finansial, namun juga mengikis kepercayaan terhadap sistem perbankan dan menciptakan rasa kerentanan di kalangan nasabah.

    Untuk memitigasi risiko ini, sangat penting untuk berhati-hati saat melakukan pembelian online, memantau transaksi keuangan secara rutin, dan tetap waspada terhadap aktivitas mencurigakan. Perusahaan perlu memprioritaskan integritas data dengan menerapkan langkah-langkah keamanan siber yang kuat, melakukan audit rutin, dan berinvestasi pada teknologi yang mendeteksi dan mencegah upaya manipulasi data. Pemerintah memainkan peran penting dalam menetapkan dan menegakkan peraturan keamanan siber, membina kolaborasi antara sektor publik dan swasta, dan mendorong inisiatif pendidikan dan kesadaran keamanan siber untuk memberdayakan individu dan organisasi.

    Implikasi manipulasi data

    Implikasi yang lebih luas dari manipulasi data dapat mencakup:

    • Data pasien dalam sistem perawatan kesehatan diubah untuk mengubah diagnosis dan bahkan dosis resep.
    • Informasi akun klien berubah dalam daftar klien Tingkat 1 perusahaan, yang mengakibatkan hilangnya uang dan kepercayaan.  
    • Peretas mencegat login dan kredensial pengguna saat orang mengakses akun publik yang sah seperti situs pensiun pemerintah.
    • Meningkatnya skeptisisme dan erosi kepercayaan terhadap platform digital dan interaksi online, menyebabkan perubahan perilaku masyarakat dan peningkatan penekanan pada privasi pribadi dan perlindungan data.
    • Terganggunya rantai pasokan dan sistem keuangan akibat manipulasi data dalam transaksi, sehingga mengakibatkan ketidakstabilan perekonomian, berkurangnya kepercayaan investor, dan melambatnya pertumbuhan bisnis.
    • Data yang dimanipulasi mempengaruhi opini publik dan proses pemilu, yang berpotensi menyebabkan distorsi sistem demokrasi, melemahkan kepercayaan terhadap pemerintahan, dan memperburuk perpecahan sosial.
    • Data demografi yang terkena dampak menyebabkan kebijakan dan alokasi sumber daya yang tidak seimbang, membatasi pemahaman yang akurat tentang dinamika populasi, dan berpotensi melanggengkan kesenjangan dan layanan sosial yang tidak memadai.
    • Mengkompromikan teknologi-teknologi baru, seperti kecerdasan buatan (AI) dan Internet of Things (IoT), menghalangi potensi penuh teknologi tersebut dan menghambat kemajuan dalam kendaraan otonom dan kota pintar.
    • Meningkatnya permintaan akan profesional dan pakar keamanan siber untuk memerangi ancaman manipulasi data, menyebabkan meningkatnya permintaan akan keterampilan digital.
    • Data yang dimanipulasi mempengaruhi sistem pemantauan lingkungan dan model iklim, menghambat penilaian risiko lingkungan yang akurat dan menyebabkan kebijakan dan respons yang tidak memadai terhadap perubahan iklim dan ancaman ekologi.

    Pertanyaan untuk dipertimbangkan

    • Bagaimana lagi menurut Anda manipulasi data dapat memengaruhi pelanggan seperti Anda?
    • Menurut Anda, apa yang harus dilakukan perusahaan untuk melindungi informasi konsumen dengan lebih baik?

    Referensi wawasan

    Tautan populer dan institusional berikut dirujuk untuk wawasan ini: