Pentingnya lokasi di real estat (reseptor sel T).

Pentingnya lokasi di real estat (reseptor sel T).
KREDIT GAMBAR:  

Pentingnya lokasi di real estat (reseptor sel T).

    • penulis Nama
      Jay Martin
    • Penulis Twitter Menangani
      @DocJayMartin

    Cerita lengkap (HANYA gunakan tombol 'Tempel Dari Word' untuk menyalin dan menempelkan teks dengan aman dari dokumen Word)

    Sel T telah lama dikenal sebagai kunci utama sistem kekebalan tubuh. Identifikasi zat yang berpotensi membahayakan (seperti agen infeksi atau sel kanker) bergantung pada aktivasi reseptor yang tersebar di sepanjang permukaan sel T. Dengan kata lain: "Ciri khas sistem imun adaptif adalah kemampuan sel T untuk mengenali antigen. "

    Setelah bahaya terdeteksi, sinyal biokimia dikirim untuk menyerang penyerang. Memiliki sel T dengan reseptor permukaan aktif umumnya dianggap sebagai kondisi ideal untuk respons imun yang kuat. 

    Penelitian terkini dalam teknologi pencitraan molekuler menantang asumsi tentang sel T dan efektivitasnya. Menurut penelitian ini, memiliki sel T dengan reseptor yang diaktifkan mungkin tidak begitu penting bagaimana dan dimana reseptor ditempatkan. 

    Para peneliti di Universitas South Wales telah menunjukkan bahwa aktivasi reseptor permukaan sel T mungkin berhubungan dengan distribusinya. Artinya: semakin banyak reseptor yang berkumpul, semakin besar peluang sel untuk mengenali antigen dan membangun pertahanan. 

    Penelitian menunjukkan bahwa jika reseptor permukaan tidak berada dalam pola ideal untuk mengunci antigen, jumlah sel T yang ada mungkin tidak akan memberikan perbedaan yang nyata. Sebaliknya, selama reseptor berada di lokasi utama, fungsi pengikatannya akan lebih efisien.

    Penempatan sel T sebagai perkembangan medis

    Pengetahuan ini dapat membantu berkontribusi pada perkembangan medis di masa depan. Para ilmuwan mengantisipasi penggunaan nanoteknologi untuk mengatur ulang reseptor di sepanjang permukaan sel T menjadi kelompok yang lebih efektif. Fungsi reseptor tidak hanya dapat dioptimalkan dengan metode ini, ada juga potensi merekrut lebih banyak sel T ke dalam kelompok pertahanan. Hal ini dapat dilakukan dengan mengaktifkan kembali reseptor di sel yang “kehabisan”. 

    Mencari cara baru untuk meningkatkan sistem pertahanan tubuh manusia dapat mengarah pada terapi yang lebih terarah dan ampuh yang tidak memiliki efek samping yang terkadang disebabkan oleh antibiotik atau obat antikanker. Mengubah lokasi reseptor sel T mungkin merupakan langkah pertama untuk memaksimalkan pertahanan alami ini.