Masakan luar angkasa: Makanan yang keluar dari dunia ini

KREDIT GAMBAR:
Gambar kredit
iStock

Masakan luar angkasa: Makanan yang keluar dari dunia ini

Masakan luar angkasa: Makanan yang keluar dari dunia ini

Teks subjudul
Perusahaan dan peneliti sedang mengembangkan cara paling inovatif dan efisien untuk memberi makan orang di luar angkasa.
    • Penulis:
    • nama penulis
      Pandangan ke Depan Quantumrun
    • Juni 9, 2023

    Salah satu rintangan terbesar dalam perjalanan ruang angkasa jangka panjang adalah mengembangkan sistem makanan yang berkelanjutan dan bergizi yang dapat bertahan dari kondisi keras misi antarplanet. Para ilmuwan sedang berupaya menciptakan makanan yang menyediakan nutrisi penting dan aman, ringkas, serta mudah disiapkan di luar angkasa.

    Konteks masakan luar angkasa

    Ledakan baru-baru ini dalam pariwisata luar angkasa adalah hasil dari terobosan teknologi, yang telah membuka kemungkinan penjelajahan di luar batas planet kita. Miliarder teknologi seperti Elon Musk dan Richard Branson sangat tertarik dengan industri baru ini dan banyak berinvestasi dalam perjalanan luar angkasa. Sementara penawaran wisata luar angkasa saat ini terbatas pada penerbangan suborbital, perusahaan seperti SpaceX dan Blue Origin sedang berupaya mengembangkan kemampuan penerbangan luar angkasa orbital, yang memungkinkan manusia tinggal di luar angkasa untuk waktu yang lama.

    Namun, eksplorasi luar angkasa yang dalam adalah tujuan akhir, dengan pendirian pemukiman manusia di Bulan dan sekitarnya pada tahun 2030-an. Tujuan ini menimbulkan tantangan yang signifikan, salah satunya adalah menciptakan makanan yang dapat bertahan dalam perjalanan antarplanet dan tetap bergizi. Sektor pangan dan pertanian bekerja sama dengan astronot untuk mengembangkan sistem pangan yang dapat mendukung eksplorasi ruang angkasa jangka panjang dalam kondisi ekstrem.

    Ratusan penelitian sedang dilakukan di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) untuk mengembangkan masakan luar angkasa. Ini berkisar dari mengamati sel hewan dan tumbuhan di bawah gayaberat mikro hingga menciptakan sistem otonom yang mengatur pertumbuhan sel. Para peneliti bereksperimen dengan menanam tanaman seperti selada dan tomat di luar angkasa dan bahkan telah mulai mengembangkan alternatif berbasis tanaman seperti daging yang dibudidayakan. Penelitian tentang masakan luar angkasa juga memiliki implikasi yang signifikan terhadap produksi makanan di Bumi. Dengan populasi global yang ditetapkan mencapai hampir 10 miliar pada tahun 2050, berdasarkan perkiraan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), mengembangkan metode produksi pangan yang berkelanjutan merupakan masalah yang mendesak. 

    Dampak yang mengganggu

    Pada tahun 2021, National Aeronautics and Space Administration (NASA) meluncurkan Deep Space Food Challenge untuk mendanai studi global yang berhubungan dengan pembuatan makanan di luar angkasa. Tujuannya adalah untuk mengembangkan sistem pangan berkelanjutan yang mendukung destinasi luar angkasa. Kirimannya beragam dan menjanjikan.

    Misalnya, Solar Foods Finlandia menggunakan proses fermentasi gas unik yang menghasilkan Solein, protein sel tunggal, hanya menggunakan udara dan listrik. Proses ini berpotensi menyediakan sumber protein yang berkelanjutan dan kaya nutrisi. Sementara itu, Enigma of the Cosmos, sebuah perusahaan Australia, menggunakan sistem produksi microgreen yang menyesuaikan efisiensi dan ruang berdasarkan pertumbuhan tanaman. Pemenang internasional lainnya termasuk Electric Cow dari Jerman, yang menyarankan penggunaan mikroorganisme dan pencetakan 3D untuk mengubah karbon dioksida dan aliran limbah langsung menjadi makanan, dan JPWorks SRL dari Italia, yang mengembangkan "Chloe NanoClima," ekosistem antikontaminasi untuk menumbuhkan tanaman nano. dan microgreens.

    Sementara itu, pada tahun 2022, Aleph Farms, sebuah perusahaan rintisan daging yang berkelanjutan, mengirim sel sapi ke ISS untuk mempelajari bagaimana jaringan otot terbentuk di bawah gayaberat mikro dan mengembangkan steak luar angkasa. Konsorsium Space Foodsphere Jepang juga dipilih oleh Kementerian Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Jepang untuk membuat sistem pangan yang dapat mendukung ekspedisi Bulan. 

    Implikasi masakan luar angkasa

    Implikasi yang lebih luas dari masakan luar angkasa dapat meliputi:

    • Laboratorium luar angkasa otonom yang dapat memantau dan menyesuaikan kondisi berdasarkan jenis tanaman atau sel yang ditanam. Sistem ini mencakup pengiriman informasi real-time kembali ke Bumi.
    • Peternakan luar angkasa di Bulan, Mars, dan di atas kapal serta stasiun luar angkasa yang mandiri dan dapat ditransplantasikan ke berbagai jenis tanah.
    • Pasar yang berkembang untuk pengalaman masakan luar angkasa saat pariwisata luar angkasa bertransisi menjadi arus utama pada tahun 2040-an.
    • Peningkatan ketahanan pangan bagi masyarakat yang tinggal di lingkungan ekstrem di Bumi, seperti gurun atau daerah kutub.
    • Penciptaan pasar baru untuk produk makanan luar angkasa, yang dapat merangsang pertumbuhan ekonomi dan inovasi dalam industri makanan. Tren ini juga dapat menyebabkan meningkatnya permintaan akan teknologi produksi pertanian dan pangan, yang dapat menurunkan biaya dan meningkatkan efisiensi.
    • Mengembangkan sistem makanan luar angkasa yang mengarah pada inovasi dalam hidroponik, pengemasan makanan, dan pengawetan makanan, yang juga dapat diterapkan di Bumi.
    • Permintaan tenaga kerja yang signifikan dalam penelitian dan pengembangan, pengujian, dan manufaktur. 
    • Pengembangan sistem loop tertutup yang mendaur ulang limbah dan meregenerasi sumber daya. 
    • Wawasan baru tentang nutrisi dan fisiologi manusia, yang dapat memengaruhi teknik dan teknologi perawatan kesehatan. 
    • Penciptaan makanan budaya baru dan tradisi kuliner yang berasal dari inisiatif pertanian dan eksplorasi berbasis ruang angkasa.

    Pertanyaan untuk dipertimbangkan

    • Apakah Anda tertarik untuk makan masakan luar angkasa?
    • Menurut Anda, bagaimana lagi masakan luar angkasa dapat mengubah cara kita menghasilkan makanan di Bumi?