Seasteading: Mengambang untuk dunia yang lebih baik atau melayang jauh dari pajak?

KREDIT GAMBAR:
Gambar kredit
iStock

Seasteading: Mengambang untuk dunia yang lebih baik atau melayang jauh dari pajak?

Seasteading: Mengambang untuk dunia yang lebih baik atau melayang jauh dari pajak?

Teks subjudul
Pendukung seasteading mengklaim bahwa mereka menciptakan kembali masyarakat tetapi para kritikus berpikir mereka hanya menghindari pajak.
    • Penulis:
    • nama penulis
      Pandangan ke Depan Quantumrun
    • November 9, 2021

    Seasteading, sebuah gerakan untuk membangun komunitas mandiri dan mandiri di laut lepas, semakin diminati sebagai garda terdepan dalam inovasi dan solusi potensial terhadap kepadatan perkotaan dan manajemen pandemi. Namun, para kritikus menyoroti potensi permasalahan, seperti penghindaran pajak, ancaman terhadap kedaulatan nasional, dan potensi gangguan lingkungan. Seiring berkembangnya konsep ini, hal ini menimbulkan berbagai implikasi mulai dari mendorong kemajuan teknologi berkelanjutan hingga mendorong perubahan dalam hukum maritim.

    Konteks seasteading

    Gerakan seasteading, yang dikonsep pada tahun 2008 oleh Patri Friedman, seorang pendukung anarko-kapitalisme Amerika, didasarkan pada pembentukan komunitas terapung, otonom, dan mandiri di perairan terbuka. Komunitas-komunitas ini, yang dianggap terlepas dari yurisdiksi teritorial atau pengawasan hukum, telah menarik minat para eksekutif teknologi terkemuka di Silicon Valley. Banyak pihak dalam kelompok ini berpendapat bahwa peraturan pemerintah sering kali menghambat kreativitas dan pemikiran ke depan. Mereka memandang seasteading sebagai jalan alternatif untuk inovasi tanpa batas, sebuah ekosistem di mana pasar bebas dapat beroperasi tanpa hambatan eksternal.

    Meskipun demikian, para pengkritik seasteading berpendapat bahwa peraturan yang sama yang ingin dihindari oleh para seasteading mencakup kewajiban fiskal penting seperti pajak. Mereka berpendapat bahwa para penghuni laut pada dasarnya berfungsi sebagai ahli strategi keluar dari pajak, dengan menggunakan cita-cita libertarian sebagai kedok untuk menghindari kewajiban finansial dan sosial. Misalnya, pada tahun 2019, sepasang suami istri berupaya membangun pelabuhan di lepas pantai Thailand untuk menghindari pajak. Namun, praktik ini menghadapi dampak hukum yang serius dari pemerintah Thailand, yang menunjukkan kompleksitas seputar legalitas praktik ini.

    Selain itu, meningkatnya aktivitas berlayar di laut juga telah mendorong pemerintah tertentu untuk menganggap komunitas maritim otonom ini berpotensi membahayakan kedaulatan mereka. Pemerintahan nasional, seperti di Polinesia Prancis, yang merupakan tempat proyek percontohan seasteading diluncurkan dan kemudian ditinggalkan pada tahun 2018, telah menyatakan keberatannya terhadap implikasi geopolitik dari seasteading. Pertanyaan mengenai yurisdiksi, dampak lingkungan, dan masalah keamanan menghadirkan tantangan yang perlu diatasi oleh gerakan seasteading agar dapat diakui sebagai alternatif yang sah.

    Dampak yang mengganggu

    Ketika pekerjaan jarak jauh semakin menjadi andalan bagi banyak bisnis, gagasan seasteading mendapat perhatian baru, khususnya di kalangan “aquapreneurs,” wirausahawan teknologi yang berdedikasi pada eksplorasi laut lepas. Ketika masyarakat menemukan tingkat kenyamanan baru dalam bekerja dari mana saja, daya tarik komunitas laut yang otonom semakin meningkat. Menariknya, meskipun lahirnya seasteading memiliki konotasi politik yang berbeda, banyak pendukungnya kini mengalihkan fokus mereka ke penerapan konsep maritim yang praktis dan berpotensi bermanfaat.

    Collins Chen, yang memimpin Oceanix City, sebuah perusahaan yang berkomitmen pada pembangunan kota terapung, memandang seasteading sebagai solusi yang layak untuk tantangan global mengenai kepadatan perkotaan. Ia berpendapat bahwa seasteading terbukti bermanfaat bagi lingkungan dengan mengurangi kebutuhan akan penggundulan hutan dan reklamasi lahan, yang merupakan praktik umum yang terkait dengan perluasan wilayah perkotaan. Dengan menciptakan komunitas mandiri di lautan, infrastruktur penting seperti rumah sakit dan sekolah dapat dikembangkan tanpa semakin membebani sumber daya lahan. 

    Hal serupa juga terjadi pada Ocean Builders, sebuah perusahaan yang berbasis di Panama, yang berpendapat bahwa komunitas maritim mungkin menawarkan strategi yang lebih baik untuk mengelola pandemi di masa depan. Komunitas-komunitas ini dapat menerapkan tindakan karantina mandiri secara efektif tanpa perlu melakukan penutupan perbatasan atau lockdown di seluruh kota, sehingga menjaga kesehatan masyarakat dan aktivitas ekonomi. Pandemi COVID-19 telah membuktikan perlunya strategi yang fleksibel dan mudah beradaptasi, dan usulan Ocean Builders mungkin bisa memberikan solusi inovatif, meski tidak konvensional, untuk mengatasi tantangan tersebut.

    Implikasi dari seasteading

    Implikasi yang lebih luas dari seasteading dapat mencakup:

    • Pemerintah mencari kota terapung sebagai solusi yang mungkin untuk ancaman kenaikan permukaan laut.
    • Individu kaya masa depan dan kelompok kepentingan khusus bercabang untuk membangun negara merdeka, mirip dengan negara kepulauan.
    • Proyek arsitektur menggabungkan desain yang semakin modular dan berbasis air.
    • Penyedia energi berkelanjutan yang ingin memanfaatkan tenaga surya dan angin dari laut untuk menopang komunitas ini.
    • Pemerintah melakukan penilaian ulang dan menyempurnakan undang-undang dan peraturan maritim yang ada, sehingga mendorong diskusi global yang penting dan berpotensi mengarah pada kerangka hukum internasional yang lebih koheren dan inklusif.
    • Komunitas terapung menjadi pusat ekonomi baru, menarik beragam talenta dan memacu pertumbuhan ekonomi, sehingga menciptakan pasar tenaga kerja dan lanskap pekerjaan yang baru.
    • Kesenjangan sosial-ekonomi akibat pelayaran menjadi hal yang dominan terjadi pada individu dan perusahaan kaya.
    • Masalah lingkungan akibat pendirian komunitas terapung dalam jumlah besar, karena pembangunan dan pemeliharaannya dapat mengganggu ekosistem laut.

    Pertanyaan untuk dipertimbangkan

    • Apakah Anda bersedia tinggal di komunitas laut? Mengapa atau mengapa tidak?
    • Menurut Anda apa kemungkinan efek seasteading pada kehidupan laut?