Alat pembakar lemak terbaru

Alat pembakar lemak terbaru
KREDIT GAMBAR:  

Alat pembakar lemak terbaru

    • penulis Nama
      Samantha Levine
    • Penulis Twitter Menangani
      @Quantumrun

    Cerita lengkap (HANYA gunakan tombol 'Tempel Dari Word' untuk menyalin dan menempelkan teks dengan aman dari dokumen Word)

    Kalori selalu disalahkan karena membuat pakaian kita lebih ketat dan keputusan makanan cepat saji kita lebih berat; mereka telah menjadi musuh kita di gym. Namun, sains mungkin bisa memulihkan reputasi kalori di masa depan. Para peneliti di Dana-Farber Cancer Institute dan University of California, Berkeley, telah memperhatikan sel-sel yang dapat membakar kalori dan mengeluarkannya sebagai panas alih-alih menyimpannya sebagai lemak untuk digunakan nanti.

    Enzim dalam sel tikus, PM20D1, akhirnya terakumulasi cukup untuk mendorong asam amino, N-asil, dibuat di dalam tubuh. N-asil, ketika hadir dalam proses metabolisme, membutuhkan glukosa untuk diserap, tetapi tidak menghasilkan adenosin trifosfat (ATP). ATP biasanya disimpan sebagai sumber bagi organisme untuk mengakses energi.

    Dalam kasus sel-sel baru ini, tidak adanya ATP menyebabkan sel-sel perlu mencari energi dengan cepat dari sumber yang berbeda. Sel coklat, atau sel dengan warna gelap karena banyaknya mitokondria, adalah jenis sel spesifik yang menarik perhatian ilmuwan Dana-Farber dan UC, Berkeley. Karena sel-sel coklat ini kekurangan ATP, mereka dikenali karena kemampuannya untuk membakar kalori dari lemak terlebih dahulu, agar dapat dengan cepat mengakses energi untuk proses metabolisme. Saat lemak dibakar, panas dilepaskan sebagai produk limbah dan tidak disimpan di dalam tubuh untuk digunakan nanti. Karena sel-sel coklat terus-menerus perlu mengakses energi, tetapi tidak memproduksi ATP, sel malah harus bergantung pada lemak sebagai sarana utama untuk mendapatkan energi dengan cepat. Ketika lemak digunakan lebih cepat, tubuh tidak memiliki kesempatan untuk menyimpannya di kemudian hari.

    Butuh banyak energi untuk menjelaskannya. Kabar baiknya adalah kita dapat mengaitkannya kembali dengan kehidupan kita sehari-hari. Saat kita makan dan mencerna pasta, misalnya, tubuh kita mencari energi untuk digunakan dalam proses metabolisme kita. Karena karbohidrat (dalam pasta) adalah yang paling mudah dipecah oleh tubuh, mereka menjadi cara yang paling nyaman dan menarik bagi tubuh kita untuk mengakses energi. Demikian pula, sel-sel dengan N-asil bergantung pada pembakaran kalori dari lemak sebagai cara tercepat dan paling efisien untuk mendapatkan energi saat ATP tidak ada.